Mantan pelatih Sonego membahas perpisahannya dengan sang pemain Italia: "Saya menderita"
Pada 28 Maret 2025, Sonego mengumumkan berita mengenai berakhirnya kolaborasinya dengan Gipo Arbino. Setelah 18 tahun bekerja sama, pemain asal Piedmont itu memutuskan untuk berpisah dengan pelatih lamanya.
Jika keputusan ini mengejutkan publik, hal yang sama dirasakan oleh sang pelatih. Arbino, yang membantu pemain Italia itu mencapai peringkat 21 dunia, membutuhkan waktu untuk mencerna situasi tersebut.
Dalam sebuah wawancara dengan Tuttosport, pelatih asal Italia itu menceritakan kembali perpisahan yang sulit ini:
"Awalnya, saya menderita karena perpisahan ini, tetapi sekarang saya melihat ke belakang. Prestasi besar yang kami raih bersama tetap ada.
Saya tetap ingin terlibat dan menawarkan pengalaman saya. Saya ingin para pemain yang saya latih menghindari kesalahan-kesalahan masa muda yang kita semua lakukan."
Meskipun begitu, ia tetap menyimpan kenangan indah dari kolaborasi mereka:
"Mimpi saya selalu membawa seorang pemain tenis masuk ke dalam 100 besar dunia, dan bersama Sonego, itu menjadi kenyataan.
Tentu saja berkat kami berdua. Saya mengalami momen-momen tak terlupakan terkait semua turnamen besar di sirkuit, terutama Grand Slam.
Emosi terkuat datang saat Lorenzo memenangkan semifinal di Roma, emosi di Piala Davis, serta kemenangan melawan pemain-pemain terbaik dunia.
Tepatnya kemenangan melawan Djokovic, Rublev, Khachanov, dan Hubert Hurkacz."
Piala Davis: antara reformasi, kritik, dan budaya nasional
Paradoks yang memecah dunia tenis: di antara pemain kelelahan, kalender jenuh, tetapi ekshibisi terus bermunculan
Pembinaan calon juara: fokus pada kemunduran model publik Prancis menghadapi akademi privat
Apakah padel mengancam tenis? Menyelami revolusi yang mengguncang tatanan mapan