Zverev menjelaskan semuanya: "Ayah saya mengajari saya cara Spanyol".

Alexander Zverev, yang akan menghadapi Casper Ruud di semifinal Prancis Terbuka pada hari Jumat, kerap dikritik karena terlalu lama berada di lapangan tenis. Meskipun ia memiliki kemampuan menyerang yang tidak dapat disangkal, petenis Jerman ini sering kali membiarkan dirinya terjebak dalam poin-poin yang panjang, memainkan penghapus kaca depan di bagian belakang lapangan. Sangat mengejutkan bagi seorang pemain dengan tinggi hampir 2 meter (198cm/6'6") dan berat 90 kilogram (198 lbs).

Namun opsi taktis yang mengejutkan ini tidak terjadi secara kebetulan. Hal ini berawal dari masa muda Zverev, ketika ayahnya, yang selalu menjadi pelatihnya, mendorongnya untuk mengembangkan kualitas atletis yang dimilikinya saat ini. Inilah yang dijelaskan oleh petenis nomor empat dunia itu kepada kami, bukan tanpa humor, setelah kemenangannya atas Alex De Minaur di perempat final (lihat video di bawah).

Alexander Zverev: "Saya beruntung, saya memiliki pelatih yang merupakan ayah saya, yang tidak peduli dengan apa yang saya rasakan. Jadi, sejak saya berusia 3 tahun, ia selalu menyuruh saya untuk 'lari ke sini, lari ke sana, lari selama 4 jam berturut-turut'. Dan dia terkadang lupa bahwa tinggi saya 2 meter dan saya juga bisa melakukan servis dengan kecepatan 230 km/jam (143 mph).

Tapi dia benar-benar mengajari saya cara Spanyol (tertawa). Mengejar segala sesuatu dan mengembalikan bola ke lapangan. Dan terkadang hal itu membuahkan hasil. Terkadang saya ingin lebih agresif dalam permainan saya, tetapi jika saya menang, saya senang. Saya berada di semifinal dan hanya itu yang terpenting."