"Saya hanya merasa tubuh saya mati" - Frances Tiafoe menganalisis kekalahannya dari Fritz di AS Terbuka
Setelah kalah dari Taylor Fritz di semifinal AS Terbuka, Frances Tiafoe berbagi pemikirannya pada konferensi pers pasca pertandingan. Petenis Amerika Serikat ini berbicara tentang tantangan fisik dan mental yang pada akhirnya berujung pada kekalahannya.
"Sangat sulit. Yang satu ini akan sangat menyakitkan," akunya. Tiafoe merasa percaya diri selama pertandingan, namun ia mengatakan bahwa kram yang terjadi secara tiba-tiba mempengaruhi permainannya: "Saya merasa tubuh saya seperti mati." Ia mengaitkan kesulitan ini dengan rasa gugup daripada kelelahan.
Tiafoe menekankan intensitas pertandingan, membandingkannya dengan duel-duel sebelumnya melawan para pemain top seperti Carlos Alcaraz dan Novak Djokovic. Mengacu pada reli kunci 31 pukulan, ia menepis anggapan bahwa hal itu membuatnya kelelahan secara fisik, dengan mengatakan, "Itu bukan reli itu, itu terjadi di akhir set pada kedudukan 5-4."
Kram yang tak terduga itu akhirnya menguasainya, dan meskipun ia telah berusaha keras untuk mengatasinya, tubuhnya tidak merespons seperti yang ia harapkan. "Tapi terkadang itu bukan hari Anda," pungkasnya.
Atlet asal Amerika Serikat ini juga melihat kembali musimnya secara keseluruhan, dan mengakui kemajuan yang telah ia capai. Terlepas dari rasa sakit akibat kekalahan, Tiafoe tetap optimis: "Saya akan membuka lembaran baru. Saya akan mencoba menyelesaikan tahun ini dengan baik."
Ia berencana untuk terus bermain, termasuk kompetisi di Asia dan di Laver Cup, dengan niat kuat untuk menghindari situasi yang sama di masa depan. Ia berjanji untuk belajar dari pengalaman tersebut, dan memastikan bahwa ia akan "bekerja sangat keras" agar siap untuk kesempatan berikutnya.
Berkaca pada konteks yang lebih luas dari tenis Amerika, Tiafoe optimis tentang masa depan. Ia merujuk pada kesuksesan pemain Amerika lainnya, seperti Tommy Paul dan Ben Shelton, dengan mengatakan: "Saya pikir ini akan membuka banyak pintu. Orang-orang akan mulai percaya bahwa mereka dapat melangkah jauh di turnamen Grand Slam."
Seiring dengan berkembangnya permainan dan munculnya peluang-peluang baru, Tiafoe yakin bahwa generasi berikutnya akan mampu menghadapi tantangan. Namun, ia tetap fokus pada perkembangan pribadinya, berjanji untuk tetap tenang dan belajar dari kesalahannya untuk memastikan hasil yang lebih baik di lain waktu.