Shanghai 2017: Hari di mana Federer Menghadirkan Mahakarya yang Membuat Nadal Tak Berkutik di Final
Tanggal 15 Oktober 2017 ini, arena Shanghai sedang bergejolak. Nadal saat itu mendominasi peringkat dunia, Federer kembali dari kebangkitan tak terduga.
Suasana sarat makna: sang pemain Swiss tidak lagi kalah dari Nadal selama lebih dari tiga tahun, tapi tak seorang pun membayangkan intensitas yang akan datang.
Federer yang ultra agresif
Sejak pertukaran pukulan pertama, Federer menerapkan rencana permainan dengan kejelasan mutlak: mengambil bola lebih awal, mencekik Nadal, menolak pertarungan dari garis belakang.
Pukulan backhand, yang lama dianggap sebagai titik lemahnya menghadapi sang pemain Spanyol, luar biasa hari itu. Nadal terjebak, mundur, melayangkan pandangan tak percaya ke arah kubu pendukungnya. Federer bermain cepat. Terlalu cepat.
Nadal tak berdaya meski punya semangat juang besar
Nadal bertarung, seperti biasa. Tampak terganggu (perban di lutut kanan), dia mencoba, dia bertahan. Tapi kecepatan sang pemain Swiss mencegahnya menerapkan putaran bola beratnya.
Setiap upaya membuka permainan ditutup dengan serangan balik yang menyambar. Di akhir set pertama (6-4), penonton paham: Federer sedang memainkan salah satu tenis terbaiknya.
Sebuah mahakarya akhir: 6-4, 6-3
Set kedua adalah sebuah demonstrasi. Federer menghancurkan ritme, menemukan zona-zona mustahil, mengembalikan Nadal ke dalam kabut yang tak biasa.
Dalam 1 jam 12 menit, Federer menandatangani salah satu penampilan terhebat dalam kariernya. Kemenangan ke-5 beruntunnya menghadapi si pemain Majorca, semuanya, untuk meraih gelar ke-94 dalam kariernya, dan gelar Masters 1000 ke-27nya.