Pada 1973, Billie Jean King melakukan lebih dari sekadar mengalahkan Bobby Riggs: ia meruntuhkan sebuah simbol. Lima dekade kemudian, "Pertarungan Antar Jenis Kelamin" lahir kembali lewat Aryna Sabalenka dan Nick Kyrgios, tetapi kali ini, pertarungan itu tampaknya telah kehilangan ruhnya.
Media sosial telah membuka era baru bagi tenis: era ketika popularitas dibangun sama kuatnya di lapangan maupun di Instagram. Namun, sejauh mana pencarian visibilitas ini dapat berlangsung tanpa mengguncang keseimbangan para pemain?
Tenis nyaris tak pernah berhenti. Di balik rangkaian turnamen tanpa henti, para juara harus belajar berhenti demi bertahan lama. Dari Federer hingga Alcaraz, investigasi tentang beberapa minggu krusial ketika segalanya dipertaruhkan: istirahat, pelepasan, kelahiran kembali.
Dari saudari Williams hingga Alizé Cornet, dari sponsor hingga sirkuit ATP dan WTA, perdebatan tentang kesetaraan upah dalam tenis tidak pernah sepanas ini. Di antara kemajuan yang tak terbantahkan dan ketimpangan yang masih bertahan, olahraga raket nomor satu ini berhadapan dengan kontradiksinya sendiri.
Bagi Alex Corretja, Paula Badosa tetap menjadi salah satu harapan terbesar tenis Spanyol. Mantan juara itu sangat yakin akan kembalinya sang pemain dengan kemenangan gemilang, asalkan dia akhirnya berhasil membebaskan diri dari cedera dan pergolakan pribadinya.
Di usia 22 tahun, Carlos Alcaraz kembali ke posisi nomor satu dunia setelah musim yang luar biasa. Rekan senegaranya Alex Corretja meninjau kembali tahun 2025-nya yang tak terlupakan.
Ini adalah keputusan yang menimbulkan kegemparan besar di dunia tenis Prancis: FFT telah dihukum untuk membayar €850.000 kepada mantan DTN-nya, Nicolas Escudé. Sebuah kasus yang menyoroti ketegangan internal dan pilihan kontroversial dari federasi tersebut.