Lama dianggap sebagai sekadar hidangan pembuka sebelum pertunjukan utama, minggu kualifikasi kini menjelma menjadi acara penuh. Di antara emosi mentah, inovasi spektakuler, dan rekor kehadiran, Opening Week mengguncang pakem tenis dunia.
Pada 1973, Billie Jean King melakukan lebih dari sekadar mengalahkan Bobby Riggs: ia meruntuhkan sebuah simbol. Lima dekade kemudian, "Pertarungan Antar Jenis Kelamin" lahir kembali lewat Aryna Sabalenka dan Nick Kyrgios, tetapi kali ini, pertarungan itu tampaknya telah kehilangan ruhnya.
Media sosial telah membuka era baru bagi tenis: era ketika popularitas dibangun sama kuatnya di lapangan maupun di Instagram. Namun, sejauh mana pencarian visibilitas ini dapat berlangsung tanpa mengguncang keseimbangan para pemain?
Tenis nyaris tak pernah berhenti. Di balik rangkaian turnamen tanpa henti, para juara harus belajar berhenti demi bertahan lama. Dari Federer hingga Alcaraz, investigasi tentang beberapa minggu krusial ketika segalanya dipertaruhkan: istirahat, pelepasan, kelahiran kembali.
Alexander Bublik telah menggegerkan sirkuit ATP pada 2025. Empat trofi, kemenangan bergengsi, dan kenaikan peringkat yang tak terbendung: Andy Roddick menguraikan transformasi bakat yang penuh fantasi dan tak terduga.
Pada usia 22 tahun, Holger Rune menghadapi ujian tersulit dalam karier mudanya. Tapi rehabilitasi ekspres dan mental baja-nya memaksa kekaguman: Andy Roddick menghormati seorang pejuang yang siap melakukan segalanya untuk kembali ke puncak.
Andy Roddick tidak memilih kata-kata: menurutnya, Tommy Paul memiliki permainan transisi yang layak untuk yang terhebat. Namun untuk bersinar lagi, dia harus terlebih dahulu mengalahkan lawan yang paling menakutkan... tubuhnya sendiri.