"Pengalaman yang Tak Nyata", Swiatek Kembali Mengenang Final Wimbledon Melawan Anisimova
Musim ini, Iga Swiatek menghidupkan kembali musimnya di Wimbledon. Pada periode yang sulit saat itu, petenis peringkat 2 dunia itu mencatatkan perjalanan yang luar biasa di rumput London. Final melawan Amanda Anisimova semula diramalkan akan berlangsung sengit, namun petenis Amerika itu, yang sepenuhnya tertekan oleh beban pertandingan, benar-benar gagal tampil dan tidak memenangkan satu pun game dalam final Grand Slam pertamanya.
"Saya tidak ingin membiarkan poin terbuang percuma"
Sebuah skenario tak terduga yang membuat penonton di Centre Court Wimbledon kecewa. Ditanya tentang final bulan Juli beberapa waktu lalu, juara enam kali Grand Slam berusia 24 tahun itu menyatakan bahwa dia tidak memperhatikan apa yang terjadi di seberang net dan hanya ingin menampilkan permainan terbaik untuk menang.
"Saya akan memilih tanpa ragu musim apa pun yang memungkinkan saya memenangkan Wimbledon. Saya sangat bangga dengan pencapaian ini. Saya tidak menyangka ini akan terjadi tahun ini. Saya pikir saya butuh beberapa tahun lagi untuk belajar bermain di rumput dan menyesuaikan permainan saya dengan lapangan ini.
Tapi saya merasa dalam kondisi prima. Kami bekerja keras sebelum Wimbledon untuk mengubah beberapa taktik yang ada dalam pikiran saya dan yang tidak terlalu saya gunakan di tahun-tahun sebelumnya. Hari demi hari, saya merasa telah menemukan permainan saya dan benar-benar mengambil peluang ini. Kemenangan ini mengubah segalanya.
Saya tidak benar-benar memikirkan kesan yang akan ditinggalkan dengan memenangkan final seperti ini, saya hanya bermain dan tidak ingin membiarkan poin terbuang percuma. Ini adalah final Wimbledon, saya sangat ingin menang. Setelah itu, tentu saja, banyak hal gila terjadi.
"Saya juga sangat stres"
Saya ingat semua wawancara tentang skor itu, wartawan bertanya apakah saya harus membiarkan Amanda (Anisimova) memenangkan satu game atau semacamnya. Saya hanya bisa mengatakan bahwa turnamen ini menunjukkan bahwa tenis adalah olahraga mental. Aspek permainan ini memiliki dampak besar pada segalanya dan pada hasil setiap pemain.
Saya sangat senang bisa mengatasi tekanan dengan baik, karena setelah final, semua orang membicarakan stresnya Amanda atau semacamnya, tapi saya juga sangat stres. Bermain di final Wimbledon di Centre Court adalah pengalaman yang tak nyata", tegas Swiatek untuk Tennis Up To Date.
Wimbledon
Ganti pelatih atau berbenah total: interseason, saatnya menentukan pilihan
Rafa Nadal Academy: model keahlian dan profesionalisme bagi bintang tenis masa depan
Piala Davis: antara reformasi, kritik, dan budaya nasional
Saat bintang tenis berganti lapangan: dari Noah sang penyanyi hingga Safin sang deputi, pertandingan lain bernama transisi karier