Media sosial telah membuka era baru bagi tenis: era ketika popularitas dibangun sama kuatnya di lapangan maupun di Instagram. Namun, sejauh mana pencarian visibilitas ini dapat berlangsung tanpa mengguncang keseimbangan para pemain?
Tenis nyaris tak pernah berhenti. Di balik rangkaian turnamen tanpa henti, para juara harus belajar berhenti demi bertahan lama. Dari Federer hingga Alcaraz, investigasi tentang beberapa minggu krusial ketika segalanya dipertaruhkan: istirahat, pelepasan, kelahiran kembali.
Dari saudari Williams hingga Alizé Cornet, dari sponsor hingga sirkuit ATP dan WTA, perdebatan tentang kesetaraan upah dalam tenis tidak pernah sepanas ini. Di antara kemajuan yang tak terbantahkan dan ketimpangan yang masih bertahan, olahraga raket nomor satu ini berhadapan dengan kontradiksinya sendiri.
Dari Januari hingga November, tenis dunia bergetar dengan aksi heroik Alcaraz, Sinner, dan Sabalenka. Antara rekor, rivalitas, dan penemuan bakat, kembali melihat musim 2025 yang memenuhi semua janjinya.
WTA Awards 2025 telah mengumumkan keputusannya: Hendrik Vleeshouwers, arsitek kebangkitan Amanda Anisimova, meraih gelar pelatih tahun ini, sementara Coco Gauff dan Jessica Pegula bersinar dengan pengaruh dan sportivitas mereka.
Antara performa di lapangan dan kontrak yang fantastis, Coco Gauff menduduki takhta atlet wanita terkaya. Di belakangnya, sembilan pemain lain mengonfirmasi bahwa tenis wanita telah menjadi kekaisaran finansial yang nyata.
Turnamen WTA Adelaide menjanjikan awal musim yang spektakuler: empat pemain Top 10, bakat-bakat yang sedang naik daun, dan kembalinya pemain yang sangat dinantikan.