Media sosial telah membuka era baru bagi tenis: era ketika popularitas dibangun sama kuatnya di lapangan maupun di Instagram. Namun, sejauh mana pencarian visibilitas ini dapat berlangsung tanpa mengguncang keseimbangan para pemain?
Tenis nyaris tak pernah berhenti. Di balik rangkaian turnamen tanpa henti, para juara harus belajar berhenti demi bertahan lama. Dari Federer hingga Alcaraz, investigasi tentang beberapa minggu krusial ketika segalanya dipertaruhkan: istirahat, pelepasan, kelahiran kembali.
Dari saudari Williams hingga Alizé Cornet, dari sponsor hingga sirkuit ATP dan WTA, perdebatan tentang kesetaraan upah dalam tenis tidak pernah sepanas ini. Di antara kemajuan yang tak terbantahkan dan ketimpangan yang masih bertahan, olahraga raket nomor satu ini berhadapan dengan kontradiksinya sendiri.
Dari bola kuning ke mikrofon, hanya selangkah saja. Bebas dari kendala sirkuit, beberapa mantan petenis terjun ke podcast untuk menceritakan olahraga mereka dengan cara berbeda — dan terkadang menjadikannya bisnis yang sangat menguntungkan.
Bagi Sam Querrey, Iga Swiatek telah mencapai tonggak penting: setelah lama hanya unggul di tanah liat, petenis Polandia itu kini menaklukkan Wimbledon dan Cincinnati, membuktikan bahwa dia kini bisa berkuasa di semua jenis lapangan di sirkuit WTA.