Kubler, mantan nomor 1 dunia junior, mencoba kembali di usia 31 tahun

Jason Kubler, yang absen dari lapangan tenis sejak kekalahannya pada 14 Januari di babak pertama Australian Open dalam 5 set melawan Daniel Galan, melakukan comeback besar di lapangan.

Petenis Australia itu berpartisipasi dalam turnamen Future senilai $25.000 di Brisbane. Dia memenangkan pertandingan pertamanya pada hari Senin dengan skor 6-0, 6-4 melawan Yuki Mochizuki dari Jepang, sambil mengenakan pelindung lutut, tanda dari alasan ketidakhadirannya tahun ini.

Karier Kubler penuh dengan rintangan. Dia yang pernah menjadi nomor 1 dunia di junior pada tahun 2010 dijanjikan masa depan yang cerah. Sayangnya, kenaikan ini terhenti sejak 2011 oleh operasi lutut, yang pertama dari enam kali yang dia alami (lima di lutut kiri, satu di lutut kanan).

Masalah lutut ini menjadi penghambat besar dalam kariernya, dengan para dokter memintanya untuk tidak bermain di lapangan keras. Maka, selama bertahun-tahun, dia lebih memilih turnamen yang dimainkan di lapangan tanah liat.

Selain masalah fisiknya, dia juga menghadapi masalah keuangan. Sebelum comeback-nya tahun 2018, dia bahkan hampir bangkrut. Petenis Australia itu menyatakan bahwa pada tahun 2017 dia hanya memiliki 12 sen di rekening banknya. Untuk mengatasi masalah keuangan ini, dia harus kembali ke kota asalnya, Brisbane, untuk memberikan pelajaran tenis.

Antara 2018 hingga hari ini, Jason Kubler bergantian antara penampilan mengesankan di sirkuit ATP, dengan menempati peringkat dunia ke-63 yang diraihnya pada 24 April 2023 dan mencapai babak 1/8 final di Wimbledon tahun 2022 tetapi juga mengalami absen berulang terkait lututnya.

Jika lututnya tidak bermasalah, petenis Australia tersebut dapat mengajukan wild card untuk bermain di musim Australia pada Januari. Dengan Australian Open sebagai bidikannya.