"Dia memaksimalkan kemampuannya di setiap pertandingan", Corretja analisis musim 2025 Alcaraz
Carlos Alcaraz mengakhiri musim 2025 di puncak klasemen ATP. Pemain Spanyol itu mencatatkan musim luar biasa yang penuh kesuksesan. Sebagai pemenang delapan gelar pada 2025, pemain berusia 22 tahun itu merebut kembali takhta dari Jannik Sinner setelah US Open.
Situasi ini semakin mengukuhkan persaingan yang sudah tajam antara keduanya. Sebelum menyaksikan mereka terus bertarung dalam pertempuran seru di bulan-bulan mendatang, Alex Corretja menganalisis musim rekan mudanya itu.
"Kekalahan di final Wimbledon membantunya pulih"
"Tahun ini sangat menarik, karena Alcaraz dan Sinner sama-sama tampil di level yang lebih tinggi. Saya rasa Carlos (Alcaraz) menunjukkan bahwa ketika dia bugar dan stabil secara mental, emosional, terutama fisik, dia hampir tak terkalahkan.
Dia pemain yang sangat kuat yang memaksimalkan kemampuannya di setiap pertandingan. Apa yang dia raih dengan memenangkan begitu banyak gelar, terutama final Roland-Garros, sungguh luar biasa.
Saya rasa kemenangannya di sana hampir seperti keajaiban, yang dia wujudkan berkat tekad dan kekuatan besarnya, dan dia kemudian mengonfirmasinya dengan juga memenangkan US Open. Kekalahan di final Wimbledon melawan Sinner sangat membantunya pulih, di mana Sinner saat itu tampak telah menemukan cara untuk mengalahkannya secara taktis dan mental.
"Alcaraz berhenti membuat banyak kesalahan langsung melawan Sinner"
Gelar besar dibagi rata, karena Jannik (Sinner) juga memenangkan Australia Open di awal tahun, dan final Masters sekali lagi mempersiapkan panggung bagi Sinner dan Alcaraz untuk menjadi pemain dominan di 2026, kecuali beberapa pemain yang tentu bisa memberi saingan.
Keduanya memukul sangat keras dan membuat sangat sedikit kesalahan. Saya rasa ini adalah salah satu keseimbangan terbesar yang ditemukan Alcaraz pada 2025: dia berhenti membuat banyak kesalahan dan kesalahan langsung melawan Sinner, yang selalu menerapkan ritme sangat tinggi, bermain penuh, selalu 100%.
Karena itulah saya rasa ini rivalitas yang sangat baik untuk tenis, membuatnya sangat menarik," tegas Corretja dalam wawancara untuk Eurosport yang dilansir Tennis365.
Piala Davis: antara reformasi, kritik, dan budaya nasional
Saat bintang tenis berganti lapangan: dari Noah sang penyanyi hingga Safin sang deputi, pertandingan lain bernama transisi karier
Laboratorium tenis masa depan, apakah Masters Next Gen masih punya masa depan?
Tenis: fakta tak terduga tentang intersaison, antara istirahat, stres dan bertahan secara fisik