"Tidak pernah sekalipun dia berpikir bahwa ini adalah kesempatan terakhirnya," Wilander menganalisis akhir turnamen Djokovic di Wimbledon
Novak Djokovic masih bertahan di Wimbledon. Petenis Serbia itu, yang menunjukkan level permainan sangat baik dalam turnamen ini, akan menghadapi Jannik Sinner, pemain nomor 1 dunia, untuk memperebutkan tempat di final, yang akan menjadi final ke-11nya di London sejak awal kariernya.
Tantangan ini sangat besar bagi pria dengan 24 gelar Grand Slam, yang menurut sebagian besar pengamat, memiliki peluang terbesar untuk memenangkan satu lagi gelar Major di lapangan rumput Inggris ini, dibandingkan di Melbourne, Paris, atau New York. Namun, menurut Mats Wilander, Djokovic juga bisa menjadi kandidat kuat untuk gelar di Grand Slam lainnya.
"Saya percaya dunia tenis terlalu nyaman dengan narasi bahwa akhir pekan ini adalah kesempatan terakhir Novak untuk mencapai 25 gelar Grand Slam. Saya tidak mengatakan kita tidak boleh berpikir seperti itu, karena usianya sudah 38 tahun, tapi sejujurnya, apakah perbedaan antara 38 dan 39 tahun sangat besar?
Dia, tidak pernah sekalipun berpikir bahwa ini adalah kesempatan terakhirnya. Dia tidak bisa berpikir seperti itu, karena dia bermain terlalu baik dan masih ada dua turnamen Grand Slam di lapangan keras, termasuk Australia Terbuka, yang sudah dia menangkan sepuluh kali.
Di Wimbledon, peluangnya jauh lebih besar dibandingkan di Roland-Garros sebulan yang lalu, di mana dia bermain dengan luar biasa. Di sini, dia mungkin bukan pemain yang lebih baik daripada Jannik Sinner atau Carlos Alcaraz, tapi dia lebih memahami cara bermain di Centre Court, dan dia ingin membuktikan pada dirinya sendiri bahwa dia bisa menjadi yang terbaik di dunia lagi dalam dua minggu.
Akan sangat menyakitkan jika dia tidak pernah meraih Grand Slam ke-25. Ini penting baginya, tentu saja, tapi juga untuk sejarah tenis. Dia pantas berada sendirian di puncak. Jika Novak menang dalam tiga hari ke depan, ini akan menjadi gelar terpenting dalam hidupnya.
Dan jika dia berhasil melakukannya dengan mengalahkan pemain nomor 1 dan 2 dunia, yang usianya 15 tahun lebih muda darinya, menurut saya, ini juga bisa menjadi gelar Grand Slam terbesar sepanjang masa. Jika dia berhasil melakukan ini, maka dia akan tetap percaya tahun depan," kata orang Swedia itu kepada l'Équipe.
Wimbledon 
